motivator

motivator
chandra normansyah putra

unyi berjaya

kekeuatan berasal dari kemantapan
hati








Rabu, 10 Maret 2010

kuliah bidan

Bendungan ASI

Memberi ASI pada bayi merupakan proses alami sebagai kewajiban seorang ibu yang mengasuh anaknya. Karena ASI merupakan makanan utama untuk bayi umur 0-6 bulan pertama kehidupannya. Proses alami untuk memberikan ASI sudah dimulai saat terjadi kehamilan, karena bersama dengan hamil, payudara telah disiapkan sehingga setelah bayi lahir ibu bisa segera memberikan ASI pada bayinya.
Sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun keadaan ini bisa menjadi bendungan, pada bendungan payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfotik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat. Payudara yang terbendung membesar, membengkak, dan sangat nyeri. Payudara dapat terlihat mengkilat dan edema dengan daerah eritema difus. Puting susu teregang menjadi rata, ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Wanita kadang- kadang menjadi demam

HAMIL KEMBAR

DEFINISI
—-Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hokum Hellin. Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dan tunggal adalah 1: 89, untuk triplet 1 : 892, untuk kuadruplet 1 : 893, dan seterusnya. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda, oleh karena itu mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan1.
—-
ETIOLOGI
1. Kembar Monozigotik
—-Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah.
Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut :
• Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.
• Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah, dengan chorion bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar diamnionik, monochorionik.
• Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion telah terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik.
• Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu.
2. Kembar Dizigot
—-Dizigotik, atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.
—-
PATOFISIOLOGI
—-Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-rata kehamilan kembar ± 2500gram, triplet 1800gram, kuadriplet 1400gram. Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta dan selaput ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan dengan korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering dizigotik.1,2 Pada kehamilan kembar dizigotik hampir selalu berjenis kelamin berbeda. Kembar dempet atau kembar siam terjadi bila hambatan pembelahan setelah diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk, bagian tubuh yang dimiliki bersama dapat.
—-Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah yang melebihi yang dikarateristikan kehamilan-kehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal normal adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding dengan persalinan dari janin tunggal.
—-Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan tunggal, yang menimbulkan” anemia fisiologis” yang lebih nyata. Kadar haemoglobin kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20 minggu ke depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan tunggal, cardiac output meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung serta peningkatan stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.
—-Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk.
Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal maternal dapat mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya sebagai akibat dari uropati obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera kembali ke normal setelah persalinan. Dalam kasus hidramnion berat, amniosintesis terapeutik dapat dilakukan untuk memberikan perbaikan bagi ibu dan diharapkan untuk memungkinkan kehamilan dilanjutkan. Berbagai macam stress kehamilan serta kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-komplikasi maternal yang serius hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada kehamilan kembar.
–—-–
DIAGNOSIS
—-Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan dengan berhubungan dengan dugaan kehamilan ganda, yaitu :
a. Anamnesis
—-Anamnesis yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis kehamilan kembar adalah riwayat adanya keturunan kembar dalam keluarga, telah mendapat pengobatan infertilitas, adanya uterus yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea, gerakan anak yang terlalu ramai dan adanya penambahan berat badan ibu menyolok yang tidak disebabkan obesitas atau edema.
b. Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda
—-Adanya cairan amnion yang berlebihan dan renggangan dinding perut menyebabkan diagnosis dengan palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50 % diagnosis kehamilan ganda dibuat secara tepat jika berat satu janin kurang dari 2500 gram, dan 75 % jika berat badan satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk menghindari kesalahan diagnosis, kehamilan ganda perlu dipikirkan bila dalam pemeriksaan ditemukan hal-hal berikut ; besarnya uterus melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari kehamilan normal, banyak bagian kecil teraba, teraba tiga bagian besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau lebih.
c. Pemeriksaan USG
—-Berdasarkan pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan 1atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah setelah kehamilan 6-8 minggu dapat menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah kantong gestasional yang terlihat.
d. Pemeriksaan radiologi
—-Pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukan untuk mendiagnosa kehamilan ganda karena cahaya penyinaran. Diagnosis pasti kehamilan kembar ditentukan dengan teraba dua kepala, dua bokong, terdengar dua denyut jantung janin, dan dari pemeriksaan ultrasonografi.
Diagnosis diferensial :
• Kehamilan tunggal dengan janin besar
• Hidramnion
• Molahidatidosa
• Kehamilan dengan tumor
TANDA DAN GEJALA
Berikut adalah tanda dan gejala yang mengidentifikasikan kemungkinan kehamilan kembar menurut Bobak (2004):
1) Ukuran uterus, tinggi fundus uteri dan lingkar abdomen melebihi ukuran yang seharusnya untuk usia kehamilan akibat pertumbuhan uterus yang pesat selama trimester kedua.
2) Mual dan muntah berat (akibat peningkatan kadar hCG).
3) Riwayat bayi kembar dalam keluarga.
4) Riwayat penggunaan obat penyubur sel telur, seperti sitrat klomifen (Clomid) atau menotropins (Pergonal).
5) Pada palpasi abdomen didapat dua atau lebih bagian besar dan atau banyak bagian kecil, yang akan semakin mudah diraba terutama pada trimester tiga.
6) Pada auskultasi ditemukan lebih dari satu bunyi denyut jantung janin yang jelas-jelas berbeda satu sama lain (berbeda lebih dari 10 denyut jantung per menit dan terpisah dari detak jantung ibu).

APN 58 Langkah

Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2003):
1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25. Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Melengkapi partograf.

Pengetahuan Ibu Nifas tentang Gizi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, dimana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran seseorang sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan dan penerangan-penerangan yang keliru
Berpijak dari pendapat Notoatmojo dan Soekanto, pengetahuan adalah hasil tahu dan kesan didalam pikiran seseorang sebagai hasil penggunaan panca inderanya.
Dalam masa nifas ibu membutuhkan gizi yang cukup. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan, ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu itu sendiri
Sebuah teori, maternal depletion syndrome menyatakan bahwa status gizi ibu setelah peristiwa kehamilan dan persalinan, kemudian diikuti masa laktasi, tidak segera pulih dan ditambah lagi pemenuhan gizi yang kurang, jumlah paritas yang banyak dengan jarak kehamilan yang pendek, akan menyebabkan ibu mengalami drainage gizi. Akibatnya ibu akan berada dalam status gizi yang kurang dengan akibat lebih lanjut pada ibu dan anaknya. Oleh karena itu, ibu yang menyusui anaknya harus diberikan pengetahuan tentang gizi.
Soal gizi ibu hamil maupun nifas, di mana bila gizi yang dibutuhkan, hampir mirip, tetap berpedoman pada 4 sehat 5 sempurna dengan menu seimbang. Kuantitas dan kualitas makanan ibu yang baik pada saat hamil maupun mana nifas akan mempengaruhi produksi ASI. Jika keadaan gizi ibu baik secara kuantitas, akan terproduksi ASI lebih banyak daripada ibu dengan gizi kurang. Sedangkan secara kualitas tidak banyak dipengaruhi kecuali lemak, vitamin dan mineral.
Pada dasarnya menu untuk ibu hamil dan menyusui porsi makan baik nasi maupun lauk pauknya lebih banyak daripada sebelum hamil dan menyusui. Pesan penting bagi ibu menyusui antara lain (a) banyak makan sayuran yang beragam dan banyak minum sedikitnya 8 gelas sehari, (b) pemakaian bumbu jangan terlalu merangsang, tidak pedas, dan (c) tetap memperhatikan kecukupan gizi rata-rata dianjurkan (2900 k.kal.)
Gizi Ibu dalam masa Nifas
Ibu menyusui harus :
- mengkomsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
- makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
- minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali menyusui)
- Pil zat besi (sulfas/glukonas ferrosus) harus diminum untuk menambah xat gizi setidaknya selama 40 haro pasca bersalin (setelah melahirkan)
- Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada anaknya melalui ASI (Air Susu Ibu)-nya

KTI Kebidanan (part 2)

  1. Pengetahuan Mahasiswa TIngkat II Tentang Partograf di Prodi ….. Tahun ….. Download BAB I
  2. Pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik pada balita usia 3-5 tahun di posyandu … wilayah kerja puskesmas …. Download BAB I
  3. Gambaran penatalaksanaan perawatan bayi prematur oleh tenaga kesehatan di ruang anak RSU …. tahun …. Download BAB I
  4. Pengetahuan ibu balita tentang status gizi pada balita di kelurahan …. tahun …. Download BAB I
  5. Faktor-faktor rendahnya penggunaan implant di kelurahan …. kecamatan … tahun …. Download BAB I
  6. Pengetahuan primigravida tentang tanda-tanda persalinan semu di klinik …. tahun …… Download BAB I
  7. Gambaran sikap dan tindakan akseptor KB dalam mengatasi efek samping alat kontrasepsi suntikan (injectables) di BPS ….. tahun …. Download BAB I
  8. Perilaku remaja putri dalam menangani keputihan di sekolah menengah umum negeri …. tahun …. Download BAB I
  9. Gambaran perilaku ibu menyusui tentang pemberian ASI pada satu hari pertama di RB ….. tahun …. Download BAB I
  10. Pengetahuan dukun terlatih tentang tiga bersih dalam pertolongan persalinan di desa … tahun ….. Download BAB I
  11. Pengetahuan ibu menyusi tentang alat kontrasepsi selama laktasi di kelurahan … tahun …. Download BAB I
  12. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mastitis pada ibu postpartum di BPS …. pada bulan Januari – Mei tahun …… Download BAB I
  13. Karakteristik ibu hamil dengan anamia di puskesmas …. tahun …. Download BAB I
  14. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus menstruasi pada mahasiswa tingkat ……. program studi kebidanan ….. tahun …. Download BAB I
  15. Gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang manajemen laktasi pada periode post natal di Rumah sakit ibu dan anak ….. tahun ….. Download BAB I
  16. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya keikutsertaan suami menjadi akseptor keluarga berencana (KB) di desa ….. Download BAB I
  17. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan ib hamil di puskesmas ….. tahun …. Download BAB I
  18. Penatalaksanaan pijat bayi oleh dukun pijat bayi pada bayi usia 3-7 bulan di desa ….. tahun …. Download BAB I
  19. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pre menstrual syndrom (PMS) pada wanita usia 25-35 tahun di kampung ….. tahun …. Download BAB I
  20. Karakteristik ibu dengan perdarahan post partum di ruang kebidanan …. tahun ….. Download BAB I
  21. Gambaran pengetahuan akseptor KB suntik tentang efek samping depo medroxyprogesterone asetat (DMPA) di RB ….. Download BAB I
  22. Hubungan antara suami perokok dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) di wilayah kerja puskesmas …. tahun …. Download BAB I
  23. Faktor-faktor rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil yang ke empat (K4) di wilayah kerja puskesmas …. tahun …. Download BAB I
  24. Gambaran faktor-faktor penyebab terjadinya ketuban pecah dini di ruang kebidanan RSUD ….. tahun …. Download BAB I
  25. Gambaran karakteristik ibu bersalin dengan ekstraksi vakum di RSUD ….. tahun …. Download BAB I
  26. Gambaran aktivitas seksual wanita menopause di desa ……. tahun ……Download BAB I
  27. Gambaran penatalaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan di ruang bersalin RSUD ….. tahun ….Download BAB I
  28. Faktor-faktor penyebab gangguan pemberian ASI pada ibu di desa ….. tahun …. Download BAB I
  29. Gambaran penatalaksanaan pre-operasi seksio sesarea di ruang bersalin rumah sakit umum daerah …… tahun ….. Download BAB I
  30. Gambaran pasangan usia subur yang tidak mengikuti keluarga berencana di kelurahan ….. tahun … Download BAB I
  31. Pengetahuan bidan tentang penanggulangan nyeri persalinan non farmakologis di wilayah kerja puskesmas …… tahun … Download
  32. Pengetahuan dan sikap siswa kelas 1 SMP tentang pubertas di SMP …. tahun … Download
  33. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang melahirkan di bidan di desa ….. Download
  34. Karakteristik kejang demam pada anak di rumah sakit umum …… tahun …. Download
  35. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIA oleh bidandi puskesmas ….. tahun …. Download
  36. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas …. tahun …. Download
  37. Pengetahuan dan sikap bidan dalam penatalaksanaan manajemen rujukan pada ibu bersalin dengan kelainan obstetri di wilayah puskesmas …… tahun … Download
  38. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya akseptor IUD di desa ….. tahun …. Download
  39. Gambaran penatalaksanaan pemberian ASI pada ibu seksio sesaria di RSU ….. tahun …. Download
  40. Gambaran peran serta kader dalam kegiatan posyandu di kampung ….. wilayah kerja puskesmas … tahun …. Download
  41. Pengetahuan ibu menyusui tentang dampak pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan di Desa ….. tahun … Download
  42. Gambaran pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara di SMA …… tahun … Download
  43. Faktor penyebab rendahnya pengetahuan remaja awal tentang pendidikan seks di SMP ….. tahun … Download
  44. Gambaran pengetahuan klimakterium tentang menopause di dusun ….. desa….kec…. tahun …. Download
  45. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan neonatal di BPS …. tahun … Download
  46. Gambaran karakteristik ibu hamil dengan pre eklampsi dan eklampsi di ruang kebidanan RSUD … tahun … Download
  47. Faktor-faktor rendahnya kunjungan balita di posyandu …. desa….Download
  48. Gambaran puskesmas mampu pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED) di Puskesmas ….. Download
  49. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan di wilayah kerja puskesmas …. tahun … Download
  50. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perdarahan antepartum di RSUD …. tahun ….. Download
  51. Pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang teknik prenatal breastcare, postnatal breastcare dan teknik menyusi di RB …. tahun …. Download
  52. Kecemasan terhadap perubahan fisik wanita usia 45-55 tahun dalam menghadapi menopause di ….. tahun …. Download
  53. Karakteristik ibu hamil dengan hiperemisis gravidarum di wilayah kerja puskesmas…. tahun ….. Download
  54. Faktor-faktor penyebab petugas kesehatan tidak melakukan pemeriksaan PAP SMEAR di puskesmas …. tahun … Download
  55. Gambaran pengetahuan pasangan infertil tentang infertilitas di desa …. Download
  56. Tinjauan penatalaksanaan penyakit infeksi saluran pernafasan akut non pnemonia pada balita usia 2 bulan – 5 tahun di puskesmas ….. tahun … Download
  57. Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya akseptor KB kondom di puskesmas …. tahun … Download
  58. Pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B di posyandu kampung … wilayah kerja puskesmas …. tahun … Download
  59. Tinjauan penatalaksanaan kejang demam di ruang anak Rumah Sakit Umum …. tahun … Download
  60. Gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang papsmear di puskesmas …. tahun … Download
  61. Gambaran mobilisasi dini pada ibu post partum dengan tindakan operasi seksio sesarea terhadap pengeluaran lochea dan percepatan penyembuhan luka operasi di RSU …. tahun … Download
  62. Tinjauan efek samping alat kontrasepsi pada akseptor KB PIL di …. Download
  63. Pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi vasektomi di …. tahun ….. Download
  64. Pengetahuan ibu tentang pengganti air susu ibu di wilayah kerja puskesmas …. tahun … Download
  65. Pengetahuan dan sikap petugas pelaksana penanganan penderita NAPZA tentang penatalaksanaan NAPZA di panti rehabilitasi ….. tahun …. Download
  66. Determinan pemberian konsumsi buah segar pada balita di posyandu …. Download
  67. Kecemasan pasangan suami istri dengan infertil primer di rumah bersalin …. Download
  68. Penatalaksanaan pencegahan infeksi nifas di ruang kebidanan RSU …. tahun … Download
  69. Pengetahuan dan sikap akseptor KB pil tentang efek samping pil oral kombinasi (POK) di kelurahan ….. tahun …. Download
  70. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih alat kontrasepsi sunti depoprovera di desa …. tahun … Download
  71. Gambaran persyaratan minimal fasilitas pelayanan AKDR diwilayah kerja puskesmas …..Download
  72. Karakteristik efek samping alat kontrasepsi sunti di desa … tahun …. Download
  73. Pengetahuan ibu tentang abortus incompletus di ruang kebidanan rumah sakit umum … tahun … Download
  74. TInjauan pemberian air susu ibu (ASI) kolostrum pada ibu post sectio caesarea di ruang kebidanan RSU ……. tahun …. Download
  75. Gambaran pengetahuan bidan tentang manajemen aktif kala III di RSUD …. tahun ….. Download
  76. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakuptan akseptor baru keluarga berencana alat kontrasepsi dalam rahim di puskesmas …..Download
  77. Pengetahuan dan sikap dukun terlatih dalam menolong persalinan di wilayah puskesmas …. Download
  78. Pengetahuan ibu primigravida tentang kehamilan di BPS …. tahun … Download
  79. Faktor-faktor alasan ibu mengganti kontrasepsi PIL dengan kontrasepsi suntik di puskesmas ….. tahun …. Download
  80. Gambaran faktor penyebab akseptor tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi IUD di RB ….. tahun … Download
  81. Pengetahuan ibu bersalin tentang rawat gabung di ruang kebidanan rumah sakit umum ….. tahun … Download
  82. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu menyusui dalam memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini di Desa … tahun …. Download
  83. Karakteristik kanker serviks di ruang kebidanan RSUD ….. Download
  84. Tinjauan penyebab dilakukannya curettage di rumah sakit umum …. tahun … Download
  85. Pengetahuan tentang ISPA pada ibu yang memiliki balita sakit ISPA yang berobat ke puskesmas …. Download
  86. Tinjauan pelaksanaan kegiatan pondok sayan gibu (PSI) di desa …. Download
  87. Pengetahuan dan keterampilan bidan tentang manajemen aktif kala III di wilayah puskesmas …….. Download
  88. Determinan pemanfaatan tenaga bidan desa dalam pertolongan persalinan di wilayah kerja puskesmas …….. Download
  89. Pengetahuan wanita pra-menopause tentang gejala-gejala fisik menopause di kelurahan …… Download
  90. Pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi vasektomi di lingkungan …. Download
  91. Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP ….. tahun … Download
  92. Determinan ibu tidak menimbangkan balitanya di posyandu ….. Download
  93. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian kapsul vitamin A di kelurahan ….. tahun ….. Download
  94. Pengetahuan ibu tentang stimulasi pada bayi usia 0 – 12 bulan di kelurahan ….. Download
  95. Pengetahuan dan sikap ibu post seksio sesarea tentang mobilisasi dini di rumah bersalin …. tahun … Download
  96. Studi tentang motivasi mahasiswi memilih profesi bidan di program studi kebidanan …… tahun ……. Download
  97. Karakteristik ibu yang menyapih bayi di bawha usia 1 tahun di wilayah kerja puskesmas ….. tahun …. Download
  98. Pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah di SMU …. Download
  99. Pengetahuan primigravida tentang anemia pad akehamilan di puskesmas ……. Download
  100. Sikap ibu hamil terhadap pelayanan antenatal di puskesmas …… tahun .. Download
  101. Pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia oleh tenaga kesehatan di rumah bersalin ………. Download
  102. Pengetahuan ibu primipara tentang masa nifas di rumah bersalin …… tahun .. Download
  103. Pengetahuan dan sikap siswa SMU tentang seksualitas pada remaja di SMU ……….. Download
  104. Gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45 – 55 tahun tentang menopause di desa … tahun …. Download
  105. Pengetahuan dan sikap remaja awal tentang perubahan fisiologis pada masa pubertas di SLTPN … Download
  106. Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di ruang kebidanan rumah sakit umum …. Download
  107. Pengetahuan siswa kelas II sekolah menengah pertama negeri …. mengenai bahaya merokok tahun …. Download
  108. Pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan di puskesmas … tahun … Download
  109. Pengetahuan dan sikap masyarakat usia 15 – 39 tahun mengenai mitos, diskriminasi dan stigmasi tehradap HIV/ AIDS di ………. tahun …… Download
  110. Pengetahuan remaja tentang aborsi pada siswi kelas II SMA …. tahun …. Download
  111. Pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan penatalaksanaannya pada remaja putri kelas II di …………….tahun…..Download
  112. Karakteristik akseptor KB alat kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja puskesmas …...Download
  113. Gambaran ibu hamil dengan kekurangan energi kronis di wilayah kerja puskesmas …..Download
  114. Pengetahuan ibu hamil tentang HIS palsu di BPS …..tahun ….Download
  115. Gambaran PEngetahuan ibu multipara tentang kontrasepsi AKDR di wilayah kerja puskesmas …… tahun …..Download
  116. Gambaran pengetahuan remaja wanita kelas II tentang diet seimbang di …..Download
  117. Gambaran kadar hemoglobin ibu hamil di puskesmas …… tahun …. Download
  118. Penatalaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan di puskesmas ….Download
  119. Pengetahuan dan sikap ibu balita tentang pemberian kapsul vitamin A di puskesmas …. tahun … Download
  120. Pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya seks bebas di SMA …. tahun … Download
  121. Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dampak kehamilan remaja di SMA …. tahun … Download
  122. Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang perkembangan organ seks sekunder pada masa pubertas di sekolah menengah pertama ….. tahun ….. Download
  123. Determinan tidak dilakukannya deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) oleh remaja putri kelas II di MAN …. tahun ….Download
  124. Pengetahuan ibu primigravida tentang tehnik mengejan yang benar saat persalinan di BPS ….. tahun …..Download
  125. Karakteristik keluarga dengan balita berat badan di bawah garis merah (BGM) di desa…… tahun ….Download
  126. Tinjauan penatalaksanaan gizi buruk pada balita oleh tenaga kesehatan di puskesmas ….. tahun …..Download
  127. Pengetahuan ibu tentang pemberian makanan tambahan pada bayi di bawah umur 6 bulan di desa ….. tahun …Download
  128. Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menstruasi pada siswi kelas II SMP …..Download
  129. Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi hepatitis B1 segera setelah lahir di rumah bersalin …. tahun …..Download
  130. Gambaran pengetahuan ibu menyusui anak pertama tentang ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas ….Download
  131. Karakteristik suami dengan ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas ….. tahun ….Download
  132. Alasan ibu melakukan penyapihan anak kurang dari 2 tahun di posyandu …..Download
  133. Gambaran teknik menyusui minggu pertama pada ibu primipara di BPS ….. tahun ….Download
  134. Pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan di BPS …..tahun …..Download
  135. Pemantauan perkembangan balita di posyandu …..wilayah kerja puskesmas …..Download
  136. Gambaran pertumbuhan balita di posyandu desa ….. tahun ….Download
  137. Faktor-faktor penyebab ibu hamil tidak melakukan senam hamil di BPS …..tahun ….Download
  138. Pengetahuan remaja putri tentang keputihan fisiologis dan keputihan patologis di Madrasah ALiyah NEgeri ….. tahun …..Download
  139. Determinan ibu hamil tidak melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap di wilayah kerja puskesmas ……Download
  140. Keterampiloan pelaksanaan komunikasi terapeutik mahasiswi tingkat II program studi kebidanan…… di lahan praktek tahun …..Download
  141. Pengetahuan ibu post partum tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di BPS ….. tahun ….Download
  142. Pengetahuan ibu mengenai kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) di puskesmas ……Download
  143. Gambaran tingkat pengetahuan wanita pramenopause tentang osteoporosis di desa …. tahun …Download
  144. Hubungan kejadian pneumonia pada balita dengan status pemberian vitamin A di poliklinik anak …… tahun …Download
  145. Gambaran pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak terlatih di wilayah puskesmas pembantu …….Download
  146. Gambaran penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal oleh bidan di ruang kebidanan RSUD …..Download
  147. Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia di SMA …..Download
  148. PEngetahuan usia lanjut tentang kebutuhan gizi usia lanjut di posyandu lansia desa ….Download
  149. Tinjauan pelaksanaan pencegahan infeksi pada asuhan persalinan normal oleh bidan di ruang kebidanan RSUD ….. tahun 2008 Download
  150. Gambaran pola makan ibu hamil di BPS ……Download
  151. Gambaran pengetahuan ibu tentang keluarga sadar gizi (KADARZI) di posyandu …..Download
  152. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak menimbang balitanya di posyandu ……Download
  153. Gambaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga di kelurahan …… tahun ….Download
  154. Gambaran pelaksanaan teknik menyusui pada ibu menyusui di posyandu …..Download
  155. Gambaran faktor-faktor wanita pasangan usia subur tidak menggunakan kontrasepsi tubektomi di kelurahan ……Download
  156. Gambaran kadar hemoglobin (Hb) pada akseptor intra uterine devices (IUD) di kelurahan …..Download
  157. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore pada mahasiswa program studi kebidanan ……Download
  158. Karakteristik neonatus dengan asfiksia di ruang anak RSUD ……. tahun …..Download
  159. Gambaran faktor-faktor penyebab wanita PUS tidak melakukan pemeriksaan PAP Smear di wilayah kerja puskesmas ….Download
  160. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI dini di BPS …..Download
  161. Gambaran karakteristik ibu bersalin dengan kehamilan lewat waktu di rumah bersalin…. tahun ….Download
  162. Gambaran kadar hemoglobin (Hb) pada akseptor intra uterine devices (IUD) di kelurahan ……Download
  163. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tuberkulosis paru pada anak di poli anak RSUD ……Download
  164. Hubungan antara paritas dan usia ibu dengan plasenta previa di RSUD …. tahun …..Download
  165. Faktor-faktor penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi usia di bawah 6 bulan di kelurahan ……Download
  166. Gambaran kemampuan motorik kasar pada anak di bawah tiga tahun (BATITA) di posyandu …..Download
  167. TInjauan pelaksanaan imunisasi campak di posyandu kelurahan ….Download
  168. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pneumonia pada balita di puskesmas ……..Download
  169. Gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah di rumah bersalin …..Download
  170. Hubungan antara pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita di kelurahan …..Download
  171. Hubungan antara pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita Download
  172. Karakteristik perilaku hubungan seks pra nikah pada remaja wanita di desa …..Download
  173. Hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat ekonomi keluarga kader dengan peran serta kader posyandu di kampung ….. tahun …..Download
  174. Pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet tambah darah (Fe) dalam mencegah anemia kehamilan di BPS …..Download
  175. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi ibu hamil di desa ….. tahun …..Download
  176. Pengetahuan dan sikap pekerja seks komersial tentang HIV/AIDS di eks lokalisasi ……Download
  177. Hubungan faktor lingkungan, tempat tinggal, teman sebaya dan orang tua dengan penyalahgunaan narkotika psikotropika zat aditif lainnya (NAPZA) pada remaja di SMA ….Download
  178. Gambaran proses penyembuhan luka ibu post seksio sesarea di RKB RSU ….. tahun ….Download
  179. TInjauan penatalaksanaan perawatan tali pusat pada neonatus di rumah sakit umum …. tahun ….Download
  180. Faktor penyebab tidak tercapainya target cakupan persalinan oleh bidan di desa …..Download
  181. Pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi campak di puskesmas ……Download
  182. Gambaran penatalaksanaan kala IV persalinan normal oleh bidan praktek swasta di wilayah puskesmas ….Download
  183. Pengetahuan dan sikap ibu tentang pemantauan status gizi pada anak balita di kelurahan ….. tahun ….Download
  184. Karakteristik akseptor kontrasepsi MOW di desa ….. tahun ….Download
  185. Pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama pada balita demam di puskesmas ….Download
  186. Gambaran faktor penyebab rendahnya peran serta ibu balita di posyandu ….. tahun ….Download
  187. Gambaran penatalaksanaan perdarahan post partum di rumah bersalin …. tahun….Download
  188. Gambaran penatalaksanaan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas …. tahun …..Download
  189. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentnag gizi seimbang pada masa kehamilan di puskesmas ….. tahun…..Download
  190. Gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi pada kunjungan neonatal pertama (KN 1) di wilayah kerja puskesmas …….. tahun ….Download
  191. Gambaran efek samping KB suntik depo progestin di puskesmas pembantu …. tahun ….Download
  192. Pelaksanaan rawat gabung di rumah bersalin handayani …. tahun ….Download
  193. Gambaran pengetahuan siswa SMPN ….. tentang perilaku hidup bersih dan sehat tahun …..Download
  194. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi keluarga dengan kejadian pneumonia pada balita di RSUD …….
  195. Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang buku KIA dengan pemanfaatan layanan KIA di wilayah kerja puskesmas ….
  196. Karakteristik ibu menyusui bayi usia 7-12 bulan dalam pemberian ASI eksklusif di posyandu wilayah kerja puskesmas …….
  197. Faktor-faktor yang menyebabkan hipertensi pada peserta posyandu usia lanjut di …….
  198. Hubungan penggunaan buku KIA dengan pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan ibu di wilayah kerja puskesmas ……
  199. Hubungan tingkat ekonomi kader dengan peran serta kader posyandu di wilayah kerja puskesmas …..
  200. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ikterus pada neonatus di RSUD …..
  201. Hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di desa …….
  202. Karakteristik balita yang menderita ISPA di puskesmas …….
  203. Hubungan hipertensi gestasional dengan asfiksia pada bayi baru lahir di ruang kebidanan RSU ………
  204. Karakteristik ibu hamil yang mengalami perdarahan antepartum pada kehamilan trimester III di ruang bersalin RSUD ….
  205. Infeksi yang berhubungan dengan kejadian status gizi kurang pada balita di puskesmas …..
  206. Karakteristik ibu menyusui yang memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di desa ….
  207. Hubungan antara post natal breast care dengan bendungan ASI di BPS ……
  208. Karakteristik ibu yang mengalami abortus ditinjau dari usia, parietas dan jarak kehamilan di RB RSU…..
  209. Hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak di taman kanak-kanak ………..
  210. Pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang seksualitas pada kehamilan trimester III di RB …..
  211. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu post partum dengan inisiasi menyusui dini di RSUD ….
  212. Pengetahuan, sikap, dan praktik narapidana tentang penyalahgunaan Napza di LP ………
  213. Gambaran pengetahuan remaja tentang dampak perilaku seksual bebas di ….
  214. Hubungan pengetahuan ibu tentang cara menyusui dengan keberhasilan ASI eksklusif pada ibu primipara diwilayah kerja puskesmas ……..
  215. PEngetahuan wanita usia subur tentang tetanus neonatorum di kelurahan ……
  216. Gambaran pengetahuan remaja tentang aborsi di SMU …..
  217. Gambaran pengetahuan dan sikap ibu balita tentag pendidikan anak usia dini di desa ….
  218. Gambaran ppengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai anak menderita TB paru di poliklinik anak RSUD ….
  219. Hubungan pengetahuan remaja tentang infeksi menular seksual dengan perilaku seksual pada remaja di SMU ….
  220. Gambaran penyebab ibu hamil tidak melakukan senam hamil di lihat dari faktor usia, pekerjaan dan paritas di BPS ..
  221. Hubungan keaktifan kader posyandu dengan kunjungan ibu bayi dan balita di posyandu di desa ….
  222. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu di wilayah kerja puskesmas ….
  223. Hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri dengan kehamilan pada remaja di SMP ….
  224. Hubungan status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di puskesmas …
  225. Gambaran karakteristik tenaga kesehatan pada instansi kesehatan pemerintah di …..yang tidak memberikan asi eksklusif terhadap bayinya
  226. Gambaran kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik depomedroksi progesteron asetat (DMPA) di BPS …
  227. Gambaran hasil deteksi dini tumbuh kembang balita usia 3-5 tahun di PAUD ……
  228. Gambaran Pengetahuan, sikap dan ekonomi ibu yang memiliki balita dengan kejadian diare di puskesmas …..
  229. Hubungan usia ibu dengan kejadian pre eklampsi dan eklampsi di ruang kebidanan rumah sakit umum …..
  230. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu post partum terhadap pemberian kolostrum di BPS …
  231. PEngetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) pada bayi usia 6-24 bulan di desa ….
  232. Hubungan usia dan aktivitas fisik dengan terjadinya pre menstrual syndrom pada wanita usia subur di kampung ….
  233. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi keluarga dengan kejadian pneumonia pada balita di RSUD ……..
  234. ………..

Askeb Patologis

Yang mau download Askeb Patologis Silahkan klik link dibawah ini :
1. Gastro Enteritis download
2. Anemia Ringan download
3. Asfiksia Ringan download
4. Bendungan ASI download
5. Distosia Bahu download
6. Implan download
7. ISPA download
8. Mastitis download
9. Presentasi Bokong download
10. KB Suntik download
11. Asfiksia Sedang download
12. Hiperemesis Gravidarum download

Keluarga Berencana (kontrasepsi)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI, BALITA


Referensi :
1.       Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta. 192 : 6 – 18.

2.     Markum.  A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.
3.     Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.
4.     Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 – 63.
5.     Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC. Jakarta. 2000 : 37 – 45.
6.     Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan Emotional Spiritual Quotient (ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial Bagian Ilmu Kesehatan Anak Perjan RSHS Bandung. Bandung. 2005.

 

I.  Pendahuluan

Setiap orangtua tentu berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh kembang optimal, yaitu agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak ( asah, asih, dan asuh ) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yang mencakup imtaq, perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan, pengasuhan, rasa aman / perlindungan, partisipasi, stimulasi dan pendidikan ( asah, asih dan asuh ). Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.(5) Untuk itulah dalam perkuliahan ini akan dibahas mengenai pemantauan tumbuh kembang neonatus terutama pada pertumbuhan fisik pada neonatus baik BB dan TB dengan menggunakan Denver Development Stress Test (DDST).

II.    Uraian materi

A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.(2,4)

Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.(4)
Menurut Depkes RI, pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh.(1)
Menurut Markum dkk, pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.(2)

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang (1,2,3,4,5,6)

     Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :
1.    Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir  proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.


2.    Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial” yang memepengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
a.    Faktor yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)
b.   Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)

Ad.a. Faktor Lingkungan Pranatal

Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
1.    Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir,bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.
2.   Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus dapat kelainan bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.




3.   Toksin/zat kimia
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat anti kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
4.   Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan  susunan saraf pusat sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.
5.   Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.
6.   Infeksi
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza dan lain-lain.
7.   Stres
Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
8.   Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.



9.   Anoksia embrio
Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan BBLR.

Ad.b. Faktor Lingkungan Postnatal

Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya,ke suatu sistem yang tergantung pada kemempuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :
a.      Lingkungan biologis
Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.
b.     Faktor fisik
Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik dari struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, serta radiasi.
c.    Faktor psikososial
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak, selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat menimbulkan motivasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak kelak di kemudian hari, Dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stres juga sangat berpengaruh terhadap anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orangtua dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.


d.   Faktor keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder, pendidikan ayah/ibu yang baik dapat menerima informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan, dan pendidikan yang baik pula, jumlah saudara yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak, jenis kelamin dalam keluarga seperti apad masyarakat tradisonal masih banyak wanita yang mengalami malnutrisi sehingga dapat menyebabkan angka kematian bayi meningkat, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi yang banyak menyebabkan kemiskinan dengan segala permasalahannya, serta kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain-lain.

C. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1.    Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2.   Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan organ-organ.
3.   Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4.   Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5.   Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6.   Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

7.   Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangnnya juga berbeda, tetapi tetap akan menuruti patokan umum.











































D. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut :
1.    Masa prenatal atau masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan )
a.      masa mudigah/embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung cepat, terbentuk suatu sistem oragan dalam tubuh.
b.     masa janin/fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu :
a.      masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan TM II kehidupan intrauterin, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk dan mulai berfungsi.
b.     Masa fetus lanjut, pada akhir TM pertumbuhan berlangsung pesat dan adanya perkembangan fungsi. Pada masa ini terjadi transferimunoglobin G(IgG) dari ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esesnsial seri omega 3(Docosa Hexanicc Acid) omega 6(Arachidonic Acid) pada otak dari retina.
2.   Masa bayi                             : usia 0 – 1 tahun
a.      masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi orgaan-oragan tubuh lainnya.
1.    masa neonatal dini         : 0-7 hari
2.   masa neonatal lanjut      : 8-28 hari



b.     masa pasca neonatal , proses yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari – 1 tahun).
3.   masa prasekolah
Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangaan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkaatnya keterampilan dan proses berpikir.
4.   masa sekolah, pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan, dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama ( usia 6 – 18/20 tahun).
a.         masa pra remaja               : usia 6-10 tahun
b.        masa remaja :
1.    masa remaja dini
a.    wanita        : usia 8-13 tahun
b.   pria           : usia 10-15 tahun
2.   masa remaja lanjut
a.    wanita        : usia 13 –18 tahun
b.   pria           : usia 15-20 tahun
Masa-masa tersebut diatas ternyata memiliki ciri-ciri khas yang masing-masing masa mempunyai perbedaan dalam annatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya.

 

E. Tumbuh Kembang Neonatus

1.  Penampilan Fisis
Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil, dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen lebih membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya anak laki-laki lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500 g.  
Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang 95% diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm.
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.
1.    Pertumbuhan janin intrauterin
Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang dialami seseorang dalam hidupnya. Dinamika pertumbuhan  antenatal  ini sangat menakjubkan yaitu sejak konsepsi sampai lahir. Pada masa embrio yaitu 8 minggu pertama kehamilan, sel telur yang telah dibuahi berdiferensiasi secara tepat menjadi organisme yang mempunyai bentuk anatomis seperti manusia. Pada sistem-sistem tertentu organogenesis diteruskan sampai lebih dari 8 minggu.
2.   Pertumbuhan setelah lahir
a.    Berat badan
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke 10. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, mejadi 3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir dan dimulai

“ pre adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh pra adolesen ) dengan rata-rata kenaikan berat nadan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan “ adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh adolesen ). Dibandingkan dengan anak laki-laki , “growth spurt” ( pacu tumbuh ) anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti adripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedsangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun. Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang baik, adalah berkisar anatara :
700 – 1000 gram/bulan pada triwulan I
500 – 600 gram/bulan pada triwulan II
350 – 450 gram/bulan pada triwulan III
250 – 350 gram/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman,1992 untuk memperkirakan berat badan adalah sebagai berikut :
Perkiraan Berat badan dalam kilogram :
1. Lahir                                     : 3,25 kg
2. 3-12 bulan                                      : umur(bulan) + 9
                                                           2
3.1-6 tahun                                : umur(bulan) x 2 + 8

4. 6-12 tahun                             : umur(bulan) x 7 – 5
                                                         2







Contohnya : Ny. Nia melahirkan bayi pada tanggal 30 November 2004 dengan berat badan waktu lahir 3,5 kg. Maka hitunglah berapa umur dan berat badan By. Nia saat ini !
2004 – 11 – 30 ( Lahir )
2005 – 03 – 31 ( Saat penimbangan )
Jadi umur BY Nia adalah 4 bulan 1 hari, maka BB By. Nia adalah :
Umur ( bulan ) + 9  / 2 = 13 / 2 = 6,5 Kg.
b.   Tinggi badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut :
1 tahun 1,5 x TB lahir
4 tahun 2 x TB lahir
6 tahun 1,5 x TB setahun
13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun )
Menurut Berhman,1992 adalah sebagai berikut :
a. Lahir                                     :  50 cm
b. Umur 1 tahun                         : 75 cm
c. 2-12 tahun                             : umur (tahun) x 6 + 77
Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi badan orangtua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai berikut (dikutip dari Titi,1993) :
TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu   ±  8,5 cm
                                                  2
TB anak laki-laki     = ( TB ibu + 13 cm ) + TB ayah   ±  8,5 cm
                                                  2


Contohnya adalah sebagai berikut : Sepasang suami istri  datang ke poliklinik Tumbang untuk dipantau tumbuh kembang anaknya. Setelah dianamnesis didapatkan data senagai berikut TB suami 165 cm, sedangakan TB istri 160 cm, maka hitunglah TB optimal anak perempuannya ?
TB anak perempuan : ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu   ±  8,5 cm
                                                  2
                                ( 165 cm – 13 cm ) + 160 cm  ±  8,5 cm
                                                           
312 cm / 2 ±  8,5 cm
                             156 cm  ±  8,5 cm
Dilihat dari proporsi antara kepala, badan, serta anggota gerak maka akan tampak perbedaan yang jelas  antara janin, anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut :
-         pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran panjang kepala hampir sama panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak sangat pendek.
-           Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai titik tengah tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.
-           Pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil, sehingga sebagai titik tengah adalah setinggi simfisis  pubis.

F. Perkembangan Anak Balita

 Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian.Frankenburg dkk.(1981) melalui Denver Development Stress Test (DDST) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :
1.    Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial ).
2.   Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
3.   Langauge ( bahasa )
4.   Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )


Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan Balita ) yaitu perkembangan :
1.                   Tingkah laku sosial
2.                 Menolong diri sendiri
3.                 Intelektual
4.                 Gerakan motorik halus
5.                 Komunikasi pasif
6.                 Komunikasi aktif
7.                 Gerakan motorik kasar
Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai  anak pada umur tertentu, misalnya  :
4-6 minggu          : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara    1-2 minggu kemudian
12-16 minggu        :  -  menegakkan kepala, tengkurap sendiri
-       menoleh kearah suara
-       memegang beneda yang ditaruh ditangannya
20 minggu            :  meraih benda yang didekatkan padanya
26 minggu       : – dapat memeindahkan benda dari astu tangan ke     tangan lainnya
-       duduk, dengan bantuan kedua tangan ke depan
-       makan biskuit sendiri
9-10 bulan           :   - menunjuk dengan jari telunjuk
-       memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk
-       merangkak
-       bersuara da.. da…
13 bulan              :  - berjalan tanpa bantuan
-       mengucapkan kata-kata tunggal
   
 Dengan milestone ini kita dapat mengetahui apakah anak mengalami perkembangan anak dalam batas normal atau mengalami keterlambatan. Sehingga kita dapat melakukan deteksi dini dan intervensi dini, agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal.

G. Denver Development Stress Test (DDST)
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up” selanjutnya ternyta  89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasikan lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankerburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahassa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.
a.    Aspek perkembangan yang dinilai
Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yag meliputi :
-       Personal Social ( perilaku sosial )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.



-       Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
-       Language ( bahasa )
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah ddan berbicara spontan.
-       Gross Motor ( gerakan motorik kasar )
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Setiap tugas ( kemampuan ) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horisontal yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja.
b.   Alat yang digunakan
-  Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning, hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,kertas dan pensil.
-       Lembar formulir DDST.
-       Buku petunjuk sebagai refensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
c.    Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu :
Tahap I  : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
-       3-6 bulan
-       9-12 bulan
-       18-24 bulan
-       3 tahun


-       4 tahun
-       5 tahun
Tahap II  : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap I. Kemudian dilanjutkan pad eveluasi diagnostik yang lengkap.
d.   Penilaian
Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No.Opportunity = N.O). Kemudian digaris berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, elanjutnya berdassarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites ( Untestable ).
-         Abnormal
-  Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
-  Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan apad 1 sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
-         Meragukan
-  Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
-  Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis verikal usia.
-         Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

-         Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.
Dalam pelaksanaan skrining degan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.
Perhitungan umur adalah sebagai berikut ;
Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut ;
1994 – 10 – 5 ( saat tes dilakukan )
1992 – 5 – 23 ( tangga lahir Budi )
Umur Budi 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bukan 12 hari, karena 12 hari lebih kecil dari 15 hari, maka dibulatkan kebawah, sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan.
Kemudian garis umur ditarik vertikal pada formulir DDST yang memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugasyang terletak di sebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi(2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan beberapa tugas-tugas tersebut.(F), maka berarti suatu keterlambatan poda tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini bukanlah suatu keterlambatan, karena pada kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada kotak-kotak sebelah kanan garis umur.
Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan doites sesuai petunujuk dibaliknya formulir.


Agar lebih cepat dalamelaksanakan skrining, maka dapat digunakan thp praskrining dengan menggunakan :
-       DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas 8 hingga seluruhnya ada 12 tugas ) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan 25% anak pada pemeriksaan DDST Short Form ternyata memerlukan pemeriksaan DDST lengkap.
-       PDQ ( Pra-Screening Development Questionnaire )
Bentuk kuesioner ini digunakan orang tua yang berpendidikan SLTA keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak. Kemungkinan dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.

ASKEP

BBL (BBLR) download
BBL (HIPOTERMI) download
BBL (CAPUT SUCEDENEUM) download
BBL (ASFIKSIA) download
BBL (LAHIR KOTOR) download
BBL (TETANUS NEONATORUM) download
BBL (ASFIKSIA RINGAN) download
BBL (ASFIKSIA SEDANG) download
BBL (MEKONIUM) download
BBL (HIPOGLIKEMI) download
BBL (KEJANG) download
BBL (IKTERUS) download
BBL (BBLR) download
BBL (NORMAL) download
BBL (FRAKTUR CLAVIKULA) download
BBL (BAYI TIDAK MENANGIS) download
BBL (CHEPALHEMATOM) download
Kehamilan (ANEMIA RINGAN) download
Kehamilan (LETAK SUNGSANG) download
Kehamilan (MOLA HIDATIDOSA) download
Kehamilan (DIABETES MELITUS) download
Kehamilan (HIDRAMNION) download
Kehamilan (PLASENTA PREVIA PARSIALIS) download
Kehamilan (TANDA-TANDA GAWAT JANIN) download
Kehamilan (EKTOPIK) download
Kehamilan (PREEKLAMPSI SEDANG) download
Kehamilan (PREEKLAMSIA) download
Kehamilan (PLASENTA PREVIA TOTAL) download
Kehamilan (ANEMIA RINGAN) download
Kehamilan (ABORTUS INSIPENS) download
Kehamilan (ABORTUS KOMPLET) download
Kehamilan (PRE EKLAMSI RINGAN) download
Kehamilan (ANEMIA SEDANG) download
Kehamilan (ABORTUS IMINENS) download
Kehamilan (SOLUSIO PLASENTA) download
Kehamilan (PLASENTA LETAK RENDAH) download
Nifas (POST PARTUM BLUES) download
Nifas (BABY BLUES) download
Nifas (RUPTURE PERINEUM) download
Nifas (TROMBOFLEBITIS) download
Nifas (BENDUNGAN ASI) download
Nifas (DENGAN KESEDIHAN) download
Nifas (GANGGUAN POLA ELIMINASI) download
Nifas (KRAM PADA BETIS) download
Nifas (METRITIS) download
Nifas (PPH) download
Nifas (INFEKSI RUPTUR PERINEUM) download
Nifas (MASTITIS) download
Nifas (ADAPTASI ORANG TUA) download
Nifas (NORMAL) download
Nifas (DEPRESI POSTPARTUM) download
Nifas (POST PARTUM HEAMORAGI-SP) download 
Nifas (ASI TIDAK KELUAR BAYI TIDAK MAU MENYUSU) download
Nifas (PPH SEKUNDER) download
Nifas (PEGAL-PEGAL SETELAH MELAHIRKAN) download
Persalinan (KETUBAN PECAH DINI) download
Persalinan (ROBEKAN JALAN LAHIR) download
Persalinan (INERSIA UTERI) download
Persalinan (PARITAS KURANG DARI 1 TAHUN) download
Persalinan (RUPTUR UTERI) download
Persalinan (EMBOLI CAIRAN KETUBAN) download
Persalinan (GRANDE MULTIPARA) download
Persalinan (TALI PUSAT MENUMBUNG) download
Persalinan (PRESENTASI MAJEMUK) download
Persalinan (PARTUS PRESIPITATUS) download
Persalinan (PARTUS LAMA) download
Persalinan (NORMAL) download
Persalinan (MALPRESENTASI) download
Persalinan (EPISIOTOMI) download
Persalinan (RETENSIO PLASENTA) download
Persalinan (PERINEUM KAKU) download
Persalinan (LILITAN TALI PUSAT) download
Persalinan (KEGAGALAN KB) download
Persalinan (FASE LATEN MEMANJANG) download
Persalinan (ATONIA UTERI) download
Persalinan (ROBEKAN PADA SERVIKS) download
Persalinan (GEMELI) download
Persalinan (SELANG 15 MENIT PLASENTA TIDAK LAHIR) download
Persalinan (SEROTINUS) download
Persalinan (PERSALINAN PALSU) download
Persalinan (INERSIA UTERI) download
Persalinan (INDUKSI) download
Persalinan (RIWAYAT CAESAR) download
Persalinan (ANEMIA SEDANG) download
Persalinan (PARTUS LAMA PRIMITUA) download
Persalinan (BABY GIANT) download
Persalinan (DISTOSIA BAHU) download
Persalinan (FASE MEMANJANG) download
Persalinan (PARTUS PREMATUR) download 
Persalinan (CARA MENGEJAN YANG SALAH) download
Persalinan (LILITAN TALI PUSAT) download
Persalinan (CHEPALOPELVIK DISPROPORTION) download
Persalinan (MALPOSISI) download
Persalinan (INVERSIO UTERI) download
Persalinan (PPH PRIMER) download
Persalinan (PARTUS LAMA) download
Persalinan (OEDEMA ) download

contoh KTI, SKRIPSI Kesehatan …yuk


KTI Kebidanan (Full Version) download
KTI Keperawatan (Full Version) download
KTI Kesehatan Gigi (Full Version) download
KTI Kesehatan Lingkungan (Full Version) download
KTI Analis Kesehatan (Full Version) download
KTI Farmasi (Full Version) download
KTI Gizi (Full Version) download
KTI Apoteker (Full Version) download
Skripsi FKM (Full Version) download
Skripsi Keperawatan (Full Version) download
Skripsi Kedokteran (Full Version) download
Kasus Kedokteran Kompre (Full Version) download
ASKEP Keperawatan Kompre (Full Version) download
ASKEB Kebidanan Kompre (Full Version) download

Tidak ada komentar:

Posting Komentar